Liputan6.com, Jakarta Bisnis waralaba menjadi peluang bagi mereka yang berminat berwirausaha. Salah satunya Grup Mitra Boga Ventura (MBV), pemilik brand Co Choc yang menawarkan bisnis minuman Co Choc. Dalam dua tahun, Co Choc sudah memiliki 52 outlet di sejumlah kota di Indonesia.
"Co Choc adalah brand asli Indonesia yang merupakan pelopor minuman chocolate ganache,” ujar Michael Marvy Jonathan, salah satu petinggi grup Mitra Boga Ventura (MBV), Senin (8/7/2019).
Marvy menjelaskan, Co Choc berasal dari Bandung dan didirikan pada 28 maret 2018. Produk unggulan Co Choc adalah variasi minuman cokelat dengan bahan dasar ganache (teknik memasak cokelat dari Prancis).
Di mana, bahan baku cokelat itu berasal dari Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Sehingga, Co Choc menghadirkan kekayaan cita rasa cokelat Indonesia.
Dia menuturkan, pihaknya menawarkan kemitraan pembukaan waralaba bagi yang berminat. Cukup dengan investasi awal Rp 95 juta, mitra bisa langsung membuka usaha dengan estimasi net profit Rp 13,5 juta per bulan.
Ini dengan proyeksi penjualan rata-rata 100 gelar per hari dengan harga Rp 18.000 per gelas berarti pendapatan sebesar Rp 1,8 juta per hari atau sekitar Rp 54 juta per bulan
"Estimasi nett profit sebesar 25 persen (setelah pemotongan biaya royalti 5 persen), mitra memperoleh Rp 13,5 juta," kata dia.
Marvy melanjutkan, investasi awal, para mitra cukup membayar fee kemitraan sebesar Rp 50 juta untuk tiga tahun, lalu pembelian peralatan dan bahan baku awal Rp 15 juta, dan pembuatan booth sebesar Rp 30 juta, sehingga total Rp 95 juta.
"Kenapa bisnis kami begitu cepat berkembang? Karena kami memiliki produk unik, harga kompetitif, dan kemitraan yang sederhana dengan investasi ringan," jelas dia.
Berdasarkan pengalaman 22 outlet yang sudah buka, break even point (BEP) tiap outlet sekitar 5-7 bulan. Namun, ada beberapa outlet yang sudah BEP di bulan pertama. "Setelah BEP, keuntungan sesudah dipotong biaya karyawan dan sewa, mitra bisa meraih 35 persen," tambah dia.
Sementara itu, Sekjen Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih saat membuka IFRA 2019 menyatakan, tahun ini perekonomian Indonesia akan melanjutkan momentum pertumbuhan. Diyakini, pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan mencapai 5,3 persen. Ini membuka peluang bagi pengembangan usaha, termasuk di bidang waralaba.
Menurut Karyanto, pangsa pasar waralaba di Indonesia cukup besar dan terus bertumbuh. Hal itu didukung tingginya permintaan terutama dari golongan masyarakat menengah."Mereka membutuhkan ruang sosialisasi dan bergaul yang mendorong menjamurnya waralaba di bidang makanan dan minuman,” ujar Karyanto.
Hal senada dikatakan Ketua Kehormatan Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar. Menurut dia, waralaba merupakan pilihan tepat bagi mereka yang ingin bekerja mandiri. Para pebisnis waralaba harus memiliki target untuk menjadikan bisnis mereka sebagai bisnis unggulan.
"Skema waralaba yang fleksibel dari sisi permodalan diharapkan mampu meningkatkan jumlah pebisnis waralaba di tahun ini. Apalagi saat ini Kementerian Perdagangan telah memberikan fasilitas berupa sistem perizinan yang semakin mudah, cepat, dan kondusif," tambah dia.
Comments