Jakarta, Beritasatu.com- Sektor industri makanan dan minuman di Indonesia merupakan salah satu sektor yang memilliki potensi pertumbuhan yang cukup besar. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang telah mendekati 270 juta jiwa.
Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian pada triwulan pertama 2019 saja, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) industri makanan dan minuman mencapai 6,77%. Angka ini di atas pertumbuhan PDB industri nasional yakni 5,07%. Sektor industri makanan dan minuman ini menyumbang 35,58 % terhadap PDN industri nonmigas dan 6,35% terhadap PDB nasional. Hal ini menjadikan industri makanan dan minuman sebagai salah satu penyumbang terbesar PDB nasional.
Ada pun sejumlah brand makanan dan minuman baik lokal maupun asing yang popular di Tanah Air di antaranya Es Teler 77, J.co, Kebab Baba Rafi, Kentucky Fried Chicken, McDonald, dan Starbucks. Sebagian di antara brand-brand ternama ini ditawarkan dengan pola kemitraan. Belakangan, minuman bubble tea yang berasal dari Taiwan juga ikut menyemarakkan pasar makanan dan minuman di Tanah Air. Hal ini terjadi karena industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor seksi dan memiliki ceruk pasar lumayan besar di Indonesia.
Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Andrew Nugroho beberapa waktu lalu mengaku optimistis pertumbuhan usaha waralaba di Indonesia tahun ini bisa bertumbuh sekitar 10% atau naik dibanding tahun lalu yang bergerak di kisaran 5-6% year on year (Yoy). Pertumbuhan ini termasuk pertumbuhan gerai, konsep baru, dan transaksi.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada periode Januari-Juni 2019, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) di sektor makanan dan minuman menempati peringkat keempat dari keseluruhan sektor dengan nilai transaksi Rp 21,26 triliun. Sedangkan, Penanam Modal Asing (PMA) tercatat menempati peringkat keenam dengan nilai investasi US$ 706,7 juta.
Data ini jelas menunjukkan bahwa sektor industri makanan dan minuman masih menjadi lahan bisnis yang gurih. Karena itu, tidak salah jika belakangan ini para pebisnis ramai-ramai membidik sektor industri makanan dan minuman. Salah satu di antaranya adalah Kulo Group dan Mitra Boga Ventura (MBV) yang mengembangkan minuman segar boba. Minuman segar berbasis teh dan susu plus topping tapioka pearl (baca: boba) ternyata sangat diminati masyarakat Indonesia.
Animo publik di Tanah Air terhadap minuman ala Taiwan ini sangat tinggi. Bahkan, di beberapa tempat, masyarakat rela antre panjang untuk membelinya, padahal harga yang ditawarkan tergolong tidak murah.
Hal itulah yang membuat dua brand besar waralaba kuliner Kulo Group dan Mitra Boga Ventura (MBV) menghadirkan Xi Bo Ba, gerai minuman segar boba yang istimewa. Xi Bo Ba siap kejutkan publik Indonesia dengan harga terjangkau namun memiliki cita rasa berkualitas.
“Xi Bo Ba hadir untuk menjawab permintaan pasar terhadap boba yang lagi ngehits. Kami membuat boba yang tidak mahal, tetapi tidak kalah di rasa,” ujar Michael Marvy Jonathan, petinggi MBV di Jakarta, Kamis (26/9/2019).
Ia menjelaskan, Xi Bo Ba terinspirasi dari bahasa mandarin “xi yue”, yang berarti “joy” atau “kebahagiaan”. Xi Bo Ba ingin memberikan kebahagiaan pada setiap orang yang meminumnya melalui rasa yang khas dari Taiwan.
“Jadi, kami ingin orang habis minum ini senang. Tidak cuma senang karena rasanya, tapi bayarnya juga senang karena harganya pas di kantong” papar Marvy.
Sementara itu, Michael Bunyamin dari Kulo Group menjelaskan, Xi Bo Ba adalah bagian dari Kulo Group yang menghadirkan bubble tea dengan harga terjangkau tanpa mengorbankan kualitas dan rasa. Kulo Group adalah pendiri dari kedai Kopi Kulo, Pochajjang Korean BBQ, dan Kitamura Shabu-shabu.
Saat ini Kulo Group memiliki sekitar 500 gerai kulinernya di seluruh Indonesia. Sedangkan MBV memiliki sekitar 150 gerai waralaba kuliner seperti Bakso Kemon dan Co Choc.
Dia menambahkan, dalam enam bulan ke depan, setidaknya akan ada 250 gerai Xi Boba di sejumlah kota di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Ada beberapa outlet dibuka di pusat perbelanjaan besar dan berkelas seperti Pacific Place di Jakarta. Sebagian lagi dibuka di tempat-tempat strategis, yang mudah dijangkau publik. Seluruh gerai itu dibuka melalui sistem kemitraan dari para pelaku usaha yang sudah lama bermitra dengan Kulo Group dan MBV.
Tingginya animo membuka gerai Xi Bo Ba karena mereka sudah mengenal reputasi brand Kulo Group dan MBV.
“Hingga akhir tahun ini, ada 100 outlet yang buka. Minimal, di satu kota ada tiga gerai, selanjutnya tahun depan hingga total 250 outlet,” ujar Michael.
9 Varian
Michael menambahkan, pihaknya menghadirkan tiga seri minuman dengan total sembilan varian. Semuanya diracik dengan polesan bahan baku lokal. Pihaknya memerlukan proses yang cukup lama untuk menguji rasa sehingga mendapatkan cita rasa istimewa khas Xi Bo Ba.
Tiga jenis minuman yang ditawarkan itu adalah The Bobas, Sakura Macchiato Series, dan Tea Macchiato Series. Harga semua jenis minuman itu bervariasi mulai dari Rp 16.000 hingga tertinggi Rp 24.000.
“Kami menggunakan teh lokal green tea. Juga ada black tea dan earl grey, minuman bangsawan yang kita buat merakyat,” ujarnya.
Sementara itu, Marvy meyakini, Xi Bo Ba bisa diterima dengan baik oleh publik di Indonesia. Apalagi yang dihadirkan adalah minuman segar yang tidak kalah dengan produk luar negeri. “Taste-nya cocok dengan lidah orang Indonesia,” pungkasnya.
Source:
Editor:
YUD
Comentários